Jumat, 26 Maret 2010

STRATEGI MENURUT PORTER

MEMBENTUK STRATEGI MENURUT PORTER

Esensi perumusan strategi adalah untuk menghadapi desakan persaingan. Orang mudeah sekali memandang persoalan persaingan tersebut secara sangat dangkaldan bahkan juga seringkali dipandang terlelu pesimitis. Dilain pihak, orang juga kadang kadang mendengar para eksekutif complain terghadap persaingan yang dihadapi. Persaingan yang hebat (intense) ndalam suatu industri bukan hal yang kebetulan, bukan pula suatu mimpi buruk.

Lebih jauh dari itu, dalam perjuanagn merebut pangsa pasar, persaingan tidak terwujud hanya dalam rupa para pelaku persaingan. Sebaliknya persaingan tersebut sesungguhnya berakar dari ekonomi yang mendasar suatu industri dan berbagai kekuatan bersaing (competitive force) yang ada yang melampaui para pribadi pribadi yang ingin memenangkan persaingan dalam industri industri tertentu produk pengganti baru semuanya merupakan pesaing yang kurang lebih sangat menonjol atau aktif bergantung pada 5 kekuatan persaingan dasar, seperti yang dideskripsikan dalam gabungan dari kelima kekutan dasar tersebut (collective strength) tersebut menentukan keuntungan potensial (profit potential) suatu industri. Keterpaduan lima kekuatan dasar tersebut terbentang dalam industri industri yang keras seperti industri yang memproduksi roda, kaleng, besi dan baja diman atidak satupun perusahaan yang mendapatkan pengembalian investasi (return on investment) yang spektakuler hingga ke industri yang memproduksi produk lunak seperti soft drink.

Dalam bidang usaha dengan “persaingan sangat sempurna” upaya keras merebut posisi pasaar tidak dapat dikekang dank arena itu industri itu mudah sekali dimasuki banyak pesaing baru. Tentunya bentuk struktur industri seperti ini menciptakan prospek paling buruk dalam meraih probabilitas jangka panjang. Makin lemah desakan keterpaduan lima kekutana dasar dari berbagai pesaing yang terjadi makin besar kesem[patan suatu industri memenangkan kinerja superior.
Apapun kekuatan bersama dari lima kekutan dasra tersebut dalam bursa persaingan, tujuan pokoknya yang hendak dicapai oleh seorang ahli strategi suatu industri adalah untuk menemukan posisi terbaik bagi perusahaannya dimana perusahaan tersebut dapat mempertahankan diri secara tepat dan jitu terhadap berbagai desakan persaingan bahkan mempengaruhi desakan persaingan tersebut dapat tampak sangat menyakitkan bagi para pesaing lain namun untuk menghadapi semua itu ahli strategi tersebut harus bekerja dibawah bursa persaingan tersebut dan menganalisis setiap sumber utama semua desakan persaingan itu.

Elemen-elemen industri
1. Pendatang (Pesaing) Baru

Para pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitas yang baru sama halnya dengan pendatang baru yang mempunyai produk dan jasa yang sejenis seperti yang dimiliki oleh Pos Indonesia, yaitu kegiatan untuk merenggut pasar (market share) dan seringkali juga untuk merebut sumber-sumber penghasilan yang penting. Perusahaan yang mengadakan diversifikasi melalui akuisisi ke dalam suatu industri dari pasar lain sering memanfaatkan sumber penghasilan yang dimiliki perusahaan tersebut dengan menimbulkan suatu goncangan (shakeup).
Seriusnya ancaman masuknya pendatang baru (entry) bergantung pada kekuatana hambatan (barrier) yang ada dan reaksi dari para pesaing ynag ada yang diperkirakan terjadi oleh pesaing baru tersebut. Jikia garie hambatan terhadap masuknya pendatang baru (entry) tersebuit tinggi dan suatu pedagang baru bias memperkirakan munculnya “feedback” yang tajam dari para pesaing yang ada jelas pendatang barui tersebut tidak akan melakukan ancaman (treat of entry) yang serius.
Ada 6 sumber pokok hambatan masuknya pendatang baru (baries to entry)
• Skala ekonomi (economies of scale)
Skala ekonomi ini mencegah pendatang baru dengan cara mendesak pendatang baru tersebut kedalam arus ekonomi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan.

• Diferensiasi produk (produck differentiation)
Identifikasi tipe produk yang dihasilkan (brand identification) dapat menciptaklan suatu hambatan berarti dalam menfghadapi ancaman pesaing baru dengan cara menekan pandangan baru tersebut masuk terlibat dalam persoalan mendasar mengenai loyalitas para pendatang.
Contohnya:
Menekan pendatang baru terlibat dalam persoalan mengenai para pelanggan Pos Indonesia dengan cara periklanan dan pelayanan pelanggan dengan baik dengan menjadikan Pos Indonesia selalu utama dalam jasa pengiriman.

• Kebutuhan Modal (Capital Requirements)
Kebutuhan untuk menginvestasikan sumber keuangan berskala besar dalam berpartisipasi pada bursa persaingan menciptakan hambatan hambatan sangat berarti terhadap masuknya pendatang baru yang potensial.
Contohnya:
Jika modal Pos Indonesia diperlukan untuk kebutuhan kebutuhan pengeluaran yang tidak dapat diperoleh kembali dalam periklanan awal, bukan hanya untuk fasilitas fasilitas awal tetapi juga untuk penyerapan kerugian kerugian awal.

• Biaya tidak Menguntungkan ( Cost disadvantages independent of size)
Perusahaan perusahaan yang mapan mempunyai keunggulan biaya (cost advantage) yang tidak mungkin ditiru oleh perusahaan pesaing yang potensial tanpa mempedulikan ukuran yang besarnya skala ekonomi perusahaan perusahaan pesaing tersebut.
Contohnya:
Teknologi yang diaplikasikan oleh Pos Indonesia kurang bepotensi untuk dirasakan masyarakat atau dengan kata lain Pos Indonesia kurangh berpengalaman dalam menerapkan teknologi yang sedang berkembang dalam jasa pengiriman.

• Akses terhadap saluran saluran distribusi (Access to distribution channels)
Perusahaan baru dalam suatu bidang usaha, tentunya harus mengamankan distribusi produk produk atau jasanaya.
Contohnya:
Produk jasa pengiriman baru, misalnya harus mampu mengeser keluaran produk lain dari yang dimiliki oleh Pos Indonesia anatara lain dengan cara mebuat terobosan baru dengan adanya harga promosi yang dapat melakukan promosi melalui persaingan harga, upaya promosi yang intens, atau melalui sarana sarana yang lain.

• Kebijakan Pemerintah ( Government policy)
Kebijakan perintah dapat membatasi atau bahkan lebih awal menutup kesempatan bagi pendatang baru untuk mrngambil bagian dalam bidang industri yang sudah berjalan di bawah naungan kebijakn permerintahan.

2. Para Pemasok

Para pemasok (supplier) dapat menggunakan kekutan tawar menawar (bargaining power) untuk mempengaruhi semua pihak yang bnerpartisipasi dalam industri dengan cara menaikan barbagai harga barang atau menguranginya kualitas barang atau jasa yang dibeli.

Fakto factor yang menentukan kekuatan pemasok (supplier)
• Diferensiasi input
Switching cost para pemasok dan semua perusahaan dalam bidang usaha input
• Hadirnya input produk pengganti
• Konsentrasi pemasok
Peran penting volume perusahaan bagi pemasok
• Biaya relative terhadap keseluiruhan pembelian dalam industri
• Pengaruh input pada biaya atau diferensiasi produk
• Ancaman integrasi maju yang relative terhadap ancaman integrasi mundur yang dilakukan semua perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama.

3. Pesaing industri

Faktor factor yang menentukan Persaingan
• Pertumbuhan industri
• Biaya tetap dan biaya penyimpanan penambahan nilai (value added)
• Kelebihan kapasitas sementara
• Perbedaan perbadaan produk
• Brand identity
• Biaya peralihan (switching costs)
• Konsentrasi dan kesiambangan
• Kompleksitas informasi
• Diversitas pesaing
• Taruhan perusahaan (corporate stakes)
• Exit barrier (hambatan keluar)

4. Produk Pengganti Substitusi

Dengan membuta plafon harga, produk atau jasa pengganti membatasi potensi suatu industri. Kecuali kalau perusahaan mampu mengangkat kualitas produknya atau membuat diferensiasi produk (melalui pemasaran) maka industri tersebut akan mengalami kerugian dalam pendapatan dan kemungkinan juga menimbulakan masalah memdasar bagi pertumbuhannya.

Faktor factor ytang menentukan ancaman produk pengganti
• Kinerja harga yang relative terhadap produk pengganti
• Biaya peralihan (switching costs)
• Kecenderunagn pembeli terhadap produk pengganti.


5. Para Pembeli

Faktor factor yang menentukan kekutan pembeli pengaruh tawar menawar :
• Konsentrasi pembeli versus konsentrasi perusahaan
• Volume pembeli
• Switching costs pembeli ynag relative terhadap switching cost perusahaan
• Informasi pembeli
• Kemampuan melakukan
• Intergrasi mundur
• Produk produk pengganti
• Pull through (pelaksanaan)
• Kepekaan terhadap harga
• Harga total pembelian
• Perbedaan perbedaan produk
• Brand identity
• Pengaruh terhadap kualitas/ kinerja
• Keuntungan pembeli
• Insentif pembuat keputusan


Daftar pustaka
Porter, Michael, 1996, What is strategy ?, Harvard Business Review
Referensi
Amara,A, 2002, Implementasi Manajemen Stratejik,Yogyakarta: Amara Books

Tidak ada komentar:

Posting Komentar